BAGAIMANA RASANYA
MENJADIMU
Suatu waktu, aku ingin
menginap di jantung dan paru-parumu. Mendengar tiap degup, tiap resah, ketika
aku rebah di dalamnya. Mungkin selama ini aku terus menjauh darimu. Mencipta
jarak di mana kau tak menemukan aku. Tapi suatu waktu, aku ingin dekat
denganmu.
Aku ingin menjelma
menjadi udara. Setiap hari kauhirup, berarti kau butuh aku. Lalu, aku
membayangkan jika suatu waktu aku berlari-lari di sepanjang pembuluh darahmu.
Menyelusuri jejak-jejak sifatmu, barangkali di
antara perbedaan yang sebelumnya pernah kuketahui, kutemukan persamaan.
Barangkali pula, aku bisa terus merasai hangat dalam tubuhmu.
Aku ingin pula sesekali
singgah di dalam pikiranmu. Aku penasaran seperti apa bentuk ruang-ruang
pikiranmu itu. Apakah sempit dan berantakan seperti kamarku? Apakah luas dan
nyaman? Jika memang luas, pantas saja kau takpernah menyadari keberadaanku
sebelum aku benar-benar menjauhimu. Mungkin aku hanya meringkuk sendirian di
salah satu sudutnya, sementara kamu sibuk bermain-main di sudut lainnya.
Entahlah, malam ini aku
hanya ingin memikirkan tentangmu. Suatu waktu nanti, ketika (mungkin) aku akan
mengatakan perihal perasaanku, kau takperlu tahu bagaimana bisa aku tahu segala
tentangmu. Kau hanya perlu tahu, jika aku sedari dulu di sini berusaha
menautkan perasaan padamu. Sialnya, kesendirianku jauh lebih besar dibandingkan
keinginanku untuk memilikimu.
Aku hanya ingin
bermain-main di seluk beluk tubuhmu. Bukan untuk merasaimu, tapi untuk mengerti
bagaimana rasanya menjadimu.
Komentar
Posting Komentar